Assesment Psikologis - Pemetaan Profil Calon Ananda Didik PBD

 

بسم الله الر حمن الر حيم

Melanjutkan artikel sebelumnya tentang seleksi penerimaan ananda didik di sekolah-sekolah yang antara lain berupa assessment psikologis (atau lebih dikenal dengan istilah psikotest), berbeda untuk Flexischool PBD, assessment psikologis dilakukan bukan untuk menyaring ananda, melainkan untuk memetakan profilnya.

Ada dua jenis assessment psikologis yang bisa dipilih oleh orangtua, yaitu onsite (assessment langsung dengan psikolog PBD), dan online (assessment menggunakan aplikasi berbasis artificial intelligence, yang dilakukan secara online). Baik yang onsite maupun online, tetap akan dianalisa oleh psikolog PBD dan orangtua mendapat sesi konseling untuk memahami peta profil anandanya.

Pemetaan profil ini antara lain:

  • Status aspek-aspek perkembangannya (apakah sesuai usia, apakah tepat waktu, unggul, ataupun terlambat). Ini sekaligus akan mendeteksi aspek perkembangan kognitif (intelegensi) sehingga akan dapat diketahui bagaimana kemampuan pemahaman & penalaran serta kebutuhan kognitifnya.
  • Potensi minat-bakat atau kekuatannya (apakah di area kebahasaan, visual-spasial, motorik halus, penalaran, atau yang lain).
  • Gaya belajarnya (apakah bergaya belajar dominan visual/kinestatik/audio, atau kombinasi di antara itu).
  • Sikap belajarnya (bagaimana fokus dan motivasinya, daya tahan pengerjaan sesuatu dan penuntasannya, serta bagaimana daya juang dalam menghadapi kesulitan-kesulitannya).
  • Keterampilan sosialnya (bagaimana ananda merespon interaksi dari lingkungannya, bagaimana ia mengkomunikasikan ide/pendapat/pertanyaan pada lingkungannya, dsb).

Contoh hasil
assesment online
Untuk apa dilakukan pemetaan profil calon ananda didik sampai serinci itu, adalah agar lebih memudahkan Tim PBD merancang program pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan ananda.
Karena, meski secara umum kurikulumnya sama dan berlaku untuk semua ananda di PBD, namun tetap ada pendekatan individual yang lebih spesifik menyesuaikan dengan kebutuhan karakteristik tiap ananda.

Dan yang paling utama, pemetaan profil ananda menjadikan kita (orangtua dan tim pendidik) lebih memahami seluk-beluk bekal dasar ananda dalam belajar, sehingga meminimalisir kita menuntut ataupun mencoba hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi dasar ananda.

Hasil assessment psikologis ini pula yang menjadi dasar  rekomendasi penempatan kelas bagi ananda, atas persetujuan orangtua.

Sebagai contoh, ada ananda-ananda yang bergaya belajar kinestatik, sehingga Tim PBD memahami bahwa ananda akan jauh lebih cepat memahami pembelajaran dan "lebih bersinar" ketika pembelajaran menggunakan strategi praktek, pemodelan, alat peraga, observasi pada kejadian dan objek, serta proyek-proyek konkret, dengan tetap menyisipkan materi-materi abstrak.

Ada pula misalnya, ananda yang usianya masih dini namun perkembangan aspek kognitifnya di atas kemampuan anak-anak seusianya, sehingga ia membutuhkan pembelajaran dan kegiatan yang lebih banyak dari anak-anak seusianya. Maka tim PBD dan orangtua akan memfasilitasi kebutuhannya tersebut, dengan terus memberikan kesempatan pembelajaran individual. Ananda diberikan kesempatan untuk terus melanjutkan / mendalami materi, atau diberikan kegiatan lain yang masih berkaitan dengan materi, yang intinya adalah merupakan pendalaman/pengembangan dari materi yang sudah dikuasainya.


Contoh hasil
assessment onsite
Atau, ketika ada ananda-ananda yang terdeteksi lambat di kelas, maka tim PBD dan orangtua tidak mengkhawatirkannya secara berlebihan, tidak tergesa-gesa menduga ananda mengalami kesulitan belajar (seperti disleksia, atau kemampuan intelegensi di bawah rata-rata, dsb) karena telah terlebih dahulu punya peta profilnya. Tim PBD dan orangtua dapat lebih fokus mencari penyebabnya dari aspek lain, misal, apakah kondisi emosinya sedang tidak stabil, atau apakah ananda sedang merasa tidak nyaman sehingga tidak fokus di kelas, dan berbagai penyebab lain. Sehingga, penanganannya dapat dimulai dari menyelesaikan dulu penyebabnya, ditambah dengan pemberian strategi belajar yang sesuai peta profil ananda tadi.



Tahun lalu, Flexischool PBD juga menemukan beberapa ananda yang secara kognitif mampu, namun sikap belajarnya belum memungkinkan untuk ia dapat mengikuti pembelajaran SD dengan optimal. Karena itu, psikolog PBD memberi rekomendasi 2 pilihan yang dapat diputuskan oleh orangtua:

  1. Menunda masuk SD (Kelas Tamyiz), dan ananda akan diberikan dulu program ketuntasan sikap belajarnya). Dengan harapan, insyaaAllah ananda lebih siap dan matang di tahun depan.
  2. Tetap masuk SD (bergabung di Kelas Tamyiz), dan ananda akan diberikan program-program individual untuk membantu pembentukan sikap belajarnya. Namun ada konsekuensi orangtua akan sangat bekerja keras untuk mengejar pembentukan sikap belajar ananda, sembari tetap menuntun ananda menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Double effort, istilahnya.
Jadi meski ada hasil assesment yang menunjukkan ketidaksesuaian ananda untuk masuk di kelas tertentu PBD, ananda tetap tidak serta-merta ditolak. PBD lebih fokus berikhtiar memfasilitasi, namun tentu dengan rekomendasi program-program yang sesuai dengan ananda ybs. Dan semuanya kembali kepada orangtua, akan memilih dan memutuskan yang mana.

Demikianlah gambaran urgensi dan manfaat besar dari proses assessment psikologis calon ananda didik di Flexischool PBD. Semuanya demi tim PBD (bersama orangtua) dapat merancang dan memberikan pembelajaran yang lebih efisien & efektif, sesuai kebutuhan tiap ananda. Bi'idznillah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minat Membaca Kalangan Mahasiswa Rendah?

Ternyata, Public Speaking Dapat Meningkatkan Kemampuan Akademis!